Family Tree

Ada lumayan banyak vocabulary atau kosakata Family ini, Bukan hanya family yang dekat seperti father, mother grandma, dll tapi juga ada kepanjangannya dari keluarga kita seperti aunt, uncle, sister-in-law, brother-in-law, dan lain sebagainya. maka kita harus mempelajarinya untuk memperkaya vocabulary kita dan mempermudah dalam belajar bahasa inggris.

COMPARATIVE DEGREE

Dalam membuat kalimat comparative degree tentunya ada rumus atau aturan yang dibuat agar kalimatnya menjadi masuk akal dan dapat dimengerti. Untuk membuat kalimat comparative degree ada 2 jenis rumus yang digunakan.

Workshop SAGUSABLOG Lanjutan 41

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) adalah program yang diselenggarakan oleh IGI (Ikatan Guru Indonesia) untuk guru Indonesia. Program ini diselenggarakan secara online. Workshop SAGUSABLOG LANJUTAN khusus bagi peserta yang sudah LULUS SAGUSABLOG DASAR

ANIMALS

Animal dalam bahasa indonesia berarti binatang. Kita pasti sering menjumpai binatang di sekitar kita, seperti kucing, anjing, sapi, bahkan mungkin ular dan laba-laba. Sama seperti dalam bahasa indonesia, dalam bahasa inggris ada dua jenis binatang/animal yaitu binatang jinak (tame animals) dan binatang liar (wild animals)

Selasa, 28 Juni 2022

Modul 3.3.a.9 Koneksi Antar Materi - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 Modul 3.3.a.9 Koneksi Antar Materi - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


Setiap sekolah memiliki kekuatan/aset yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada murid. Program Sekolah adalah program pendidikan yang diterapkan khusus untuk sekolah sesuai dengan tujuan yang diinginkan sekolah yang disesuaikan dengan aset/kekuatan yang dimiliki atau yang ada di sekolah dan program yang disusun merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan sehingga harus dikelola dengan baik. Pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program. Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu program kegiatan agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Namun untuk keberhasilan program itu sendiri, perlu adanya kerjasama oleh semua pihak yang terkait serta upaya yang konsisten dan berkesinambungan. Dalam merancang sebuah program yang berdampak pada murid, sekolah dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya/aset yang dimiliki. Mulai dari modal sumber daya manusia, sosial, fisik atau sarana dan prasarana, lingkungan atau alam, politik, finansial, agama dan budaya dapat digunakan sebagai penunjang program sekolah yang diharapkan.

Sebagai implementasi dari pemanfaatan tujuh aset yang menunjang pembelajaran, program sekolah yang dibuat harus mempunyai ketentuan menjadi panduan dalam menyusun rencana program tersebut. Salah satu panduan yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan paradigma inkuiri apresiatif melalui tahapan BAGJA, manajemen risiko, dan MELR.


  1. Menerapkan paradigma apresiatif melalui tahapan BAGJA

BAGJA merupakan akronim (singkatan) dari 5 langkah utama yang digunakan dalam sebuah proses Inkuiri Apresiatif. Inkuiri apresiatif merupakan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam BAGJA tersebut adalah:

  • Buat pertanyaan utama

Pertanyaan Utama ini digunakan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang kita inginkan. Berikut ini contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memulai proses lainnya.

  1. Bagaimana meningkatkan pencapaian peserta didik di semua kelas?

  2. Bagaimana membiasakan penumbuhan karakter baik di lingkungan sekolah?

  3. Bagaimana meningkatkan keterlibatan murid dengan cara dan ragam yang berbeda?

 

  • Ambil Pelajaran

Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.

 

  • Gali Mimpi bersama

Langkah selanjutnya adalah gali mimpi bersama. Pada tahapan ini komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi, misal:

  1. Seperti apa orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir, dan merasa?

  2. Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?

  3. Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?

  4. Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?

 

  • Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan

Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.  Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret, seperti:

  1. Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan kapan?

  2. Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?

  3. Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat secara informal melakukan improvisasi dan kontribusi membantu terwujudnya perubahan?

  4. Apa langkah-langkah kecil yang diperlukan?

  5. Apa langkah besar (inovatif, terobosan, berani) untuk memperbesar terwujudnya perubahan?

 

  • Atur Eksekusi

Tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan2 yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan pelaksanaan seperti:

  1. Siapa yang akan terlibat mewujudkan rencana-rencana?

  2. Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?

  3. Siapa yang akan bertanggung jawab, siapa yang akan menindaklanjuti atau memberikan umpan balik suatu laporan?

  4. Siapa yang akan memonitor batas waktu?

 

Langkah-langkah konkrit yang bisa kita lakukan dalam menerapkan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif adalah:

  • Menyusun rencana perubahan

  • Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif

  • Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah

  • Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat

  • Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders

  • Pendekatan psikologi positif.

 

Dari semua langkah yang kita susun kita harus mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan, dengan satu tujuan yaitu mengatasi kelemahan.

 

  1. Penerapan Manajemen Risiko pada Program yang Dibuat

Manajemen risiko merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala  sesuatu yang  kemungkinan besar dapat terjadi. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan  wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah. Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

 

  1. Risiko Strategis, merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

  2. Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset

  3. Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

  4. Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosedur internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

  5. Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (Prince watercoper, 2003)


Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

  1. identifikasi jenis risiko,

  2. pengukuran risiko,

  3. melakukan strategi dalam pengendalian risiko

  4. melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

 

  1. MELR (Monitoring,Evaluation,Learning and Reporting)

Selain penerapan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA dan Manajemen Risiko, salah satu strategi yang digunakan dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah dengan menggunakan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting).


  • Monitoring

Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan, untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan, untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dengan keberhasilan program.


  • Evaluation

Evaluasi merupakan proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan. Prinsip, yaitu: menyeluruh, berkesinambungan dan objektif. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil. Evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk kuantitatif sesuai dengan monitoring yang dilakukan. Adapun teknik evaluasi dapat dilakukan dengan cara:

  • Observasi langsung di sekolah

  • Isian instrumen pengamatan

  • Wawancara 

  • Berperan serta.


  • Learning

Dr Roger Greenaway seorang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model, antara lain:

Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan


  • Reporting

Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.


Hasil pemetaan sekolah dijadikan dasar untuk melihat aset-aset atau kelebihan sekolah. Aset tersebut dimanfaatkan untuk membuat program yang berdampak pada murid. Dengan begitu berarti sekolah telah melakukan inkuiri apresiatif dengan mengoptimalkan kelebihan aset sekolah dengan membuat program melalui langkah BAGJA.


Keterkaitan Modul 3.3 dengan Modul-modul lain pada Materi Pendidikan Guru Penggerak

Modul 3.3. Pengelolaan Program yang berdampak pada murid memiliki keterkaitan dengan modul sebelumnya. Berikut adalah deskripsi keterkaitan modul 3.3 dengan modul sebelumnya.

 

Kaitan Dengan Modul Filosofi KHD

Program sekolah yang berdampak pada murid dapat mendukung merdeka belajar dan menuntun murid agar kodrat alam atau potensinya dapat berkembang secara optimal. Proses menuntun yang dilakukan guru untuk memerdekakan belajar murid akan cepat terealisasi dengan program-program sekolah yang berdampak pada murid. Program-program sekolah yang mengarahkan dan menuntun murid untuk bisa hidup sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Segala potensi yang dimiliki murid akan berkembang secara maksimal dengan adanya program yang berdampak pada murid.


Kaitan dengan Modul Inkuiri Apresiatif

Program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan dengan pendekatan inkuiri apresiatif melalui langkah BAGJA (melihat kekuatan sekolah lalu dikembangkan agar memiliki ciri khas) yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Dalam menyusun program yang berdampak pada murid, sekolah akan merancang sebuah program yang dapat dirasakan dan berdampak pada pengembangan murid dan sekolah itu sendiri. Program yang berdampak pada murid akan didapatkan dengan menyusun program tersebut secara kolaboratif dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dikembangkan agar memiliki kekhasan sendiri yang membedakan dengan sekolah lainnya. Proses penyusunan program tersebut dapat mengimplementasikan tahapan BAGJA dengan menerapkan pendekatan inkuiri apresiatif.


Kaitan dengan Modul Pengelolaan Aset Sekolah

Program sekolah yang berdampak pada murid  bisa dilakukan dan berjalan dengan baik yaitu dengan mengoptimalkan serta memberdayakan aset sekolah agar lebih berdaya guna. Segala aset/kekuatan/potensi yang dimiliki sekolah haruslah dipetakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung dan mewujudkan program yang berdampak pada murid. Program yang berdampak pada murid akan cepat dan tepat terlaksana jika aset-aset dimiliki sekolah dapat dimaksimalkan pemanfaatannya.

Kaitan dari semua materi dengan peran kami sebagai guru penggerak adalah tugas Guru Penggerak adalah untuk mewujudkan merdeka belajar dan menuntun murid dalam mengoptimalkan kodrat (potensinya). Karena itu guru penggerak harus mampu memetakan aset sekolah, mengelola aset tersebut dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah (inkuiri Apresiatif) dalam merancang program yang berdampak pada murid.


Senin, 27 Juni 2022

3.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

3.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 


Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi kita untuk menunjukkan pemahaman mengenai keseluruhan materi. Kali ini, kami diberi kesempatan untuk “membumikan” materi di modul ini dengan konteks lokal yang dihadapi. Apa saja bahan, alat atau pihak yang dibutuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?


Empat pertanyaan pemantik yang disediakan adalah sebagai berikut. 

  1. Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid, tentunya suatu waktu kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah keputusan yang terbaik dan menguntungkan semua pihak. Guru sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan benar serta tidak memihak pada salah satu dari suatu masalah yang sedang dihadapi. Seorang pendidik harus bisa melihat bagaimana persoalan tersebut apakah merupakan dilema etika atau merupakan bujukan moral.

Dalam modul 3.1 ini saya mempelajari Dilema Etika dan Bujukan Moral, yang nantinya diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Ilmu yang saya dapatkan dalam modul ini akan saya bagikan kepada rekan sejawat di SMP Negeri 06 Rarowatu dengan cara memanfaatkan waktu-waktu luang untuk berdiskusi dalam sebuah komunitas praktisi yang sudah kami buat dengan tujuan untuk pengembangan kompetensi guru. Dalam kesempatan tersebut saya akan mencoba untuk berbagi kepada semua anggota komunitas tentang pengalaman yang sudah saya dapatkan ketika belajar cara pengambilan keputusan.

Belajar dan berbagi, itulah kata-kata yang selalu saya jadikan pegangan di dalam setiap mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi yang saya ikuti, artinya selain belajar untuk peningkatan kompetensi diri sendiri, saya juga melakukan sesi sharing atau berbagi apa yang sudah saya dapatkan baik kepada rekan-rekan guru di sekolah dan juga rekan-rekan guru di seluruh nusantara. Karena bagi saya dengan berbagi maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Selain itu, kita juga dapat menginspirasi rekan-rekan yang lain untuk ikut melakukan apa yang telah kita lakukan. 

Adapun cara yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam program guru penggerak ini yaitu: 

  • Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak yang telah didapatkan melalui komunitas praktisi seperti MGMP Matematika di sekolah atau dalam lingkup yang lebih luas seperti sosialisasi lintas jurusan dalam satu sekolahan. 

  • Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak melalui tulisan-tulisan di google site yang sudah saya buat. 

  • Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak melalui sosial media baik berupa tulisan maupun video yang diupload ke channel youtube, IG, facebook dll.

  • Saya akan menyusun rencana program guru penggerak yang akan saya laksanakan di sekolah.

  • Saya akan mengkomunikasikan dengan kepala sekolah untuk menyampaikan program-program yang sudah saya susun tersebut.

  • Saya akan membagikan apa yang sudah saya dapatkan pada program guru penggerak ini di komunitas praktisi di sekolah saya, sebagai kegiatan pengimbasan kepada rekan-rekan guru.

  • Saya akan mengajak teman sejawat saya di sekolah untuk berkolaborasi dalam menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang efektif ini sesuai apa yang sudah saya pelajari di modul 3.1 ketika saya berada dalam situasi dilema etika maupun bujukan moral yang saya alami maka dalam mengambil keputusan harus berdasarkan pada keempat paradigma dilema etika, ketiga prinsip dilema etika, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.


  1. Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Sebagai makhluk sosial dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dalam hal ini yang harus kita perhatikan adalah apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Untuk mengetahuinya, kita dapat melakukan langkah awal untuk identifikasi masalah agar bisa diketahui bahwa kasus yang dihadapi adalah benar dilema etika atau bujukan moral. Apabila masuk dalam kategori kasus dilema etika, maka ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengambil sebuah keputusan, kita harus memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.

Adapun langkah-langkah awal yang akan saya lakukan yaitu: 

  • Memastikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan sudah sesuai dan sejalan dengan visi dan misi yang telah kita susun dan sepakati bersama. 

  • Saya terlebih dahulu akan menganalisis dan menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral

  • Saya menentukan paradigma apa yang ada pada permasalah tersebut. Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika  bisa dikategorikan sebagai berikut yaitu  Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

  • Saya akan menentukan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan,. Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu prinsip berpikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)  

  • Melakukan analisa terhadap situasi atau kasus yang saya hadapi disesuaikan dengan paradigma pengambilan keputusan. 

  • Memilih salah satu atau mungkin ketiganya dari tiga prinsip pengambilan keputusan yang ada. 

  • Saya akan menguji keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 


  1. Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa sangat terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 sebab dalam kehidupan sehari-hari sering menemukan dilema tapi belum bisa memanage sebuah keputusan dengan baik, terutama saat menemukan masalah belajar pada murid. Melalui semua materi yang telah dipelajari dari modul ini, sudah seharusnya saya memberikan keputusan yang bersifat positif sehingga membuat orang-orang di lingkungan saya merasa nyaman, dan tenang. Hal ini dilakukan untuk memerdekakan murid dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar.

Langkah-langkah pengambilan keputusan ini akan saya terapkan setelah saya mempelajari modul ini dan saya dihadapkan pada situasi dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan terbaik yang mampu mengimbangi antara dua pihak dan dua opsi yang ada dengan pilihan yang tepat dan efektif sehingga tidak merugikan salah satunya sehingga membuat orang-orang di lingkungan saya merasa nyaman dan tenang karena dapat menguntungkan semua pihak. Pada saat itu saya akan berusaha semaksimal mungkin memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan sekolah dengan memperhatikan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang ada dalam modul ini. Jika hari ini saya mengalami dilema etika maka hari ini saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut, jika besok mengalami dilema etika maka besok akan diterapkan langkah-langkah tersebut, dan seterusnya. Jadi sejak saya mendapatkan ilmu ini, maka saya akan mencoba mempraktekkan dengan kondisi kehidupan sehari-hari yang saya jalani baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Harapan saya, tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika, saya dapat melakukan pengambilan keputusan dengan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan tepat.


  1. Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam mengambil sebuah keputusan, kita tidak hanya melakukan sendiri saja tentu perlu masukan-masukan dari orang lain yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi/pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah kepala sekolah, rekan sejawat baik yang ada di sekolah maupun rekan sesama CGP, orang tua murid, murid, komite sekolah, pengawas sekolah atau bisa juga keluarga. Dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya tentu tidak bisa sendiri karena saya juga masih belajar bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan baru ini dan masih harus terus berlatih dalam mengambil keputusan berdasarkan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Oleh karena itu, saya membutuhkan orang-orang di sekitar saya sebagai teman diskusi untuk menganalisis dan menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif. Saya juga  meminta input dan bantuan dari kepala sekolah dan anggota praktisi yang ada di sekolah untuk berdiskusi dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Dalam hal mengukur efektivitas pengambilan keputusan, tentunya saya dapat melihat dari refleksi saya setelah melakukan pengambilan keputusan sehingga saya bisa merasa bahwa keputusan yang saya ambil tidak ada pihak yang dirugikan atau tidak berpihak sebelah karena pengambilan keputusan yang tepat adalah mencari solusi terbaik bagaimana mendapatkan keputusan yang benar dan benar. Pengambilan keputusan yang tepat dalam pemimpin pembelajaran adalah pengambilan keputusan yang mampu menyeimbangkan antara dua pihak atau antara dua opsi yang ada dengan pilihan yang tepat dan benar sehingga tidak merugikan salah satunya.

Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif, inovatif dan efisien sebagai seorang pemimpin pembelajaran maka sangat penting untuk memperhatikan aspek-aspek apa saja yang perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan. Dari pengalaman dan latar belakang tempat kita bekerja yaitu di institusi pendidikan, Dilema etika adalah sebuah kasus yang sangat berat yang sering kita hadapi dari setiap kejadian. Ketika dilema etika datang dan harus kita hadapi maka kita akan selalu ada nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya namun bertentangan dengan cinta, kasih sayang, perhatian, kebenaran, kebebasan, keadilan, persatuan, toleransi, tanggung jawab serta suatu penghargaan akan kehidupan. Selain itu, kita sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa untuk unsur-unsur tersebut tidak ada aturan baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema etika karena ini bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi terjadinya suatu kejadian, artinya ada benarnya kita tetap berpegang pada aturan yang berlaku untuk menentukan kebenaran namun ada kalanya kita tidak bisa berpegang pada aturan karena situasi tertentu. 

Demikian pula sebaliknya ketika dihadapkan pada situasi bujukan moral (Benar vs salah) artinya adalah segala sesuatu yang kita lakukan sengaja ataupun tidak sengaja jika salah dengan alasan baik apapun tentang kejadian tersebut maka tetap saja bernilai salah. Contohnya pada saat ulangan, ujian, pengerjaan tugas walaupun tujuannya untuk mendapatkan nilai yang bagus yang tentunya merupakan hal yang baik namun tetap saja salah jika dikerjakan dengan curang. Contoh lain, yakni: berbohong yang walaupun tujuannya untuk kebaikan tetap saja bernilai salah karena merupakan sebuah tindakan yang salah. Maka sebelum melakukan pengambilan keputusan pada situasi yang terjadi pada dilema etika dan bujukan moral, ada 4 komponen kategori paradigma pengambilan keputusan yang harus kita pahami bersama yaitu :

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community) yaitu bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan yang benar untuk yang lainnya kelompok yang lebih besar.

  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) yaitu Pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak. Disini pilihan yang ada memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi membuat pengecualian pada sesuatu hal karena kasih sayang dan kemurahan hati, di sisi lain, terkadang memang benar untuk memegang peraturan.

  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) yaitu Kejujuran dan kesetian seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Terkadang kita perlu untuk membuat pilihan antara jujur dan berlaku setia pada orang lain.

  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yaitu Paradigma yang Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatan terbaik saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada level personal atau individu dan permasalahan sehari-hari atau pada level yang lebih baik lagi

Selain empat komponen di atas, juga terdapat  9 langkah pengambilan keputusan yang juga tak kalah pentingnya, antara lain:

  1. Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang dihadapi

  2. Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut

  3. Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

  4. Pengujian  benar  lawan  salah dalam situasi tersebut. 

  • Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum

  • Melakukan Uji Regulasi Profesionalitas yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut

  • Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi

  • Melakukan uji Halaman Depan Koran/publikasi yaitu menguji perasaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran

  • Melakukan uji panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola  dalam situasi tersebut

  1. Pengujian paradigma benar lawan benar

  2. Melakukan prinsip resolusi

  3. Investigasi opsi trilemma

  4. h. Buat keputusan

  5. Lihat lagi keputusan dan refleksikan


Demikianlah pemaparan yang dapat saya sampaikan terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin…. Sekian dan terima kasih…..!


Salam dan bahagia


Kamis, 07 Januari 2021

Contoh Perangkat Pembelajaran

Berikut ini merupakan contoh perangkat pembelajaran Bahasa Inggris untuk kelas 7 dan 8:
1. Contoh RPP Bahasa Inggris Kelas 7 
     -  Semester Ganjil, Klik di sini 
     - Semester Genap, Klik di sini 

2. Contoh Silabus Bahasa Inggris Kelas 7 
     - Semester Ganjil, Klik di sini 
     - Semester Genap, Klik di sini 

3. Contoh RPP Bahasa Inggris Kelas 8 
     -  Semester Ganjil, Klik di sini 
     -  Semester Genap, Klik di sini 

4.  Contoh Silabus Bahasa Inggris Kelas 8 
     -  Semester Ganjil, Klik di sini 
     -  Semester Genap, Klik di sini

Demikian contoh yang dapat saya paparkan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin......